Lamunan perihal karir Dosen Muda di Indonesia
Bercermin kembali atas perjalanan karir di dunia akademik khususnya pendidikan tinggi dalam rangka mengambil hikmah dari perjuangan demi membangun kompetensi dan bertahan agar (masih ingin) tetap hidup selama ini, Saya coba untuk menuangkan kembali suara-suara di kepala ke dalam tulisan di ruang maya yang sudah lama terbengkalai. Mudah-mudahan ada manfaat positif bagi kesehatan jiwa saya.
Saya merasakan kegelisahan yang sama ketika membaca tulisan tentang mati suri penelitian di perguruan tinggi (di Indonesia). Apalagi berkaca pada kontribusi ilmiah yang sudah saya berikan yang ternyata memicu tekanan batin karena (berdasarkan penilaian pribadi) sepertinya kok masih merasa belum pantas memasang label insan akademik. Walaupun demikian, berikut ini secuil mimpi atau lamunan di tengah malam sebagai tanggapan atas tulisan tersebut.
Idealnya, atau situasi di universitas yang penelitiannya (tampak) tidak mati suri :
peran dalam kegiatan sehari-hari:
mahasiswa S1 merealisasikan solusi (kontribusi dunia nyata): jr. engineer
mahasiswa S2 merancang solusi (kontribusi teknologi): sr. engineer
tenaga kerja yang melakukan penelitian itu mahasiswa S3 (kontribusi ilmiah): trainee scientist
post-doc (asisten akademik) jadi pengelola kegiatan penelitian (project management, partner relation): sr. scientist
profesor (dosen ybs.) jadi pencari dana penelitian/mengajar/kelembagaan: pemimpin tim
plus 3 staf pendukung: admin/sekretaris, dukungan teknis, dan logistik/transport
Pendanaannya untuk S1 dan S2 dari kerjasama dengan mitra industri, S3 dan Post-doc dari beasiswa & dana penelitian
kalau sudah bisa mandiri, mitra industri itu bisa berasal dari spin-off atas luaran penelitian sehingga pembiayaannya lebih sustainable
atau ada semacam skema pendanaan/investasi/patron untuk pengembangan selama 5+5 tahun ketika mengawali karir sebagai akademia untuk pengembangan kapasitas dan kemandirian serta dapat berkembang secara berkesinambungan
target luaran/publikasi ilmiahnya jadi :
S1 : poster/demo
S2 : workshop,challenge,industry track, produk
S3 : main track, journal
PD : journal, book chapter, transfer teknologi/spinoff
Prof : review paper, position paper, textbook (editor), HAKI
ketika peran2 di atas dilakukan oleh dosen seorang diri maka ketika dibagi 5 hari kinerjanya jadi 5 kali lebih lambat karena dilakukan sekuensial. belum lagi overhead karena context switching.
atau kalau dilakukan berkelompok sesama dosen, maka ukuran kelompoknya 3-5 orang, untuk setiap proyek, masing2 mengambil peran yang saling melengkapi sehingga semua mendapat keuntungan kredit atas prestasi.
Setelah membaca sampai sini, apakah terbesit ide bahwa saya yang sudah gila? sekolah saja belum berhasil malah bahas topik ini